PEJUANG KEMERDEKAAN YANG DERMAWAN

PEJUANG KEMERDEKAAN YANG DERMAWAN

Hadi bin Ahmad bin syech Abubakar arek Suroboyo yang lahir pada tanggal 28 September 1923 adalah seorang pejuang revolusi bersenjata untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Hadi dikenal memiliki rasa nasionalisme yang sangat besar. Hadi bin Hadi juga merupakan simpatisan dan donatur Partai Arab Indonesia (PAI) yang dipelopori oleh pahlawan Nasional AR. Baswedan. Hadi dikenal juga sebagai tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia) yang memiliki hubungan sangat erat dengan Ir. Soekarno dan para pejuang kemerdekaan yang lain seperti Roeslan Abdul Ghani, Bung Tomo, Doel Arnowo serta nama nama yang lain.

Sewaktu agresi Sekutu di tahun 45 Hadi bersama rekan seperjuangan lari melalui sungai Mas keluar dari kota Surabaya akibat tekanan tentara Sekutu. Hadi bin Ahmad bin Hadi dikenal sebagai sosok yang memiliki kedermawanan sangat tinggi. Tak sedikit dari harta kekayaannya disumbangkan untuk perjuangan revolusi Indonesia, beberapa panti panti asuhan dan juga masjid masjid juga mendapatkan dana bantuan darinya, juga banyak anak dari teman teman seperjuangannya yang dibiayai pendidikannya. Hadi bin Ahmad bin Hadi merupakan salah satu pendiri masjid Mujahidin surabaya, dan pendiri Yayasan Penyiaran Islam (YAPI) serta dikenal sebagai tokoh POESOERA (Poetra Soerabaja).

Tahun 1945-1947 Hadi bin Hadi tercatat sebagai Pasukan Republik Indonesia (PRI), dan pada tahun 1947 sampai 1950 dia berdinas di kesatuan IVB Resimen XIX. Pada tahun 1950-1952 ketika Dul Arnowo menjadi walikota Surabaya Hadi bin Ahmad bin Hadi menjadi ajudan Dul Arnowo. Dan pada tahun 1958 Hadi bin Hadi dikirim ke Syracuse university New York untuk menjalani pendidikan selama dua semester.

Pada hari Minggu 24 Juli 1983 Hadi bin Hadi menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan keesokan harinya, penghormatan kepadanya ditunjukkan oleh banyaknya orang yang menghadiri pemakamannya. Puluhan ribu pelayat mengantarkan jenazahnya, selain teman teman seperjuangan, juga banyak tokoh nasional yang turut melepaskannya. Rombongan pengantar jenazah begitu panjang sampai sekitar 3 km lebih bahkan jenazah sudah sampai di pemakaman Pegirian, namun iring iringan para pengantar masih berjalan di Masjid Ampel tempat dia disolatkan, sebelumnya jenazah juga di Masjid Mujahidin di Kawasan Perak dekat rumahnya. Dipilihnya Pemakaman Pegirian sebagai tempat peristirahatan terakhir, karena pihak keluarga menolak tawaran pemerintah agar almarhum dimakamkan di taman makam pahlawan. Ada wasiat almarhum untuk dimakamkan dekat sanak keluarga. Hadi pernah menerima penghargaan Piagam Satya Lencana perang kemerdekaan ke 1 dan Satya Lencana perang kemerdekaan ke 2 disamping Bintang Gerilya kemerdekaan RI dan bintang yang lain. Hadi bin Ahmad bin Hadi meninggalkan seorang istri dan enam orang anak (empat putra dan dua putri) / Penulis adalah pemerhati sejarah yang tinggal di Surabaya.(Hamid Nabhan)

Image